Stok aman, masyarakat tidak perlu khawatir kehabisan persediaan minyak goreng



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) optimis industri minyak goreng sawit dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan minyak goreng dalam negeri di tengah-tengah wabah virus corona (Covid-19). Dengan demikian, GIMNI menilai masyarakat tidak perlu merasa khawatir kehabisan persediaan minyak goreng.

Seperti diketahui, ketersediaan bahan pokok tengah menjadi perhatian pemerintah belakangan ini. Tidak tanggung-tanggung, pemerintah bahkan sampai mengeluarkan B/1872/III/Res.2.1/2020/Bareskrim pada 16 Maret 2020 lalu.

Baca Juga: Stabilkan harga gula, Bulog gelar operasi pasar


Berdasarkan isi surat edaran tersebut, beberapa bahan pokok dibatasi pembeliannya dengan rincian; pembelian minyak goreng maksimal 4 liter, beras maksimal 10 kilogram (kg), gula maksimal 2 kg, dan mie instan maksimal 2 kardus. Sejalan dengan fokus perhatian pemerintah, langkah ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan bahan baku pokok bagi masyarakat di tengah pandemi corona. 

Terlepas dari kekhawatiran yang berkembang, GIMNI memperkirakan stok persediaan minyak goreng dari sawit masih akan tersisa di akhir dan berada di level 625.000 ton. Berdasarkan proyeksi GIMNI, produksi minyak goreng sawit akan mencapai 3.475.000 ton di semester I dan 2.918.000 ton di semester II.

Sementara, serapan minyak goreng sawit baik untuk industri maupun konsumsi di pasar tradisional, modern, maupun Horeka (Hotel Restoran dan Kafe) diperkirakan akan mencapai 3.441.000 ton di semester I dan 2.931.000 ton di semester II. Proyeksi angka ini sudah memperhitungkan pola kenaikan serapan di hari besar keagamaan.

Dengan demikian, dengan menimbang adanya ketersediaan stok awal minyak goreng sawit sebanyak 604.000 ton di awal tahun, maka stok akhir minyak goreng sawit dari tahun diperkirakan sebesar 625.000 ton.

Baca Juga: Kesepakatan dengan pedagang, Satgas Pangan Polri batasi pembelian bahan pangan pokok

Editor: Handoyo .