Strategi P2P lending optimalkan bisnis syariah di 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki tahun 2020, perusahaan peer to peer (P2P) lending akan mengoptimalkan bisnis syariah. PT Investree Radhika Jaya misalnya telah menargetkan dapat meningkatkan kontribusi bisnis syariah.

Co-Founder & CEO Investree, Adrian Gunadi menyatakan hingga saat ini, unit usaha syariah Investree telah berkontribusi sebanyak 10% terhadap seluruh realisasi pinjaman. Ia berharap tahun depan, setidaknya unit usaha syariah ini memberikan kontribusi sebanyak 20% dari total portofolio.

Baca Juga: Penyaluran pinjaman P2P lending tembus Rp 74,54 triliun, tingkat wanprestasi naik


“Syariah harusnya bisa lebih optimal lagi. Saat ini kan, kontribusi pinjaman syariah di Investree sekitar 10%. Tentunya dengan adanya BRI Syariah sebagai salah satu lender institusi, kita targetkan kontribusi bisnis syariah terhadap volume bisnis kita bisa 20%,” ujar Adrian pekan lalu.

Ia mengatakan, permintaan pinjaman syariah terbilang banyak. Namun dalam menjalankan prinsip syariah, penyelenggara P2P lending harus mencari sumber dana yang berbasiskan syariah. Artinya, Investree harus mencari lender yang ingin menempatkan dananya secara syariah.

Oleh sebab itu, Investree mengandeng PT Bank BRI Syariah Tbk sebagai lender pada pertengahan Desember 2019. Pada tahap proyek percontohan, anak perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ini menyiapkan dana senilai Rp 50 miliar untuk pembiayaan channeling. Artinya, BRIsyariah akan menjadi lender institusi pertama Investree.

Hingga pertengahan bulan Desember 2019, Investree berhasil membukukan catatan total fasilitas pinjaman Rp 4,28 triliun dan nilai pinjaman tersalurkan Rp 3,19 triliun.

Baca Juga: Musim P2P lending gemar akuisisi startup

Adapun rata-rata tingkat pengembalian (return) mencapai 16,1% per tahun dan tingkat keberhasilan pengembalian pinjaman 90 hari pada level 99,25%.

Tak mau kalah, PT Kredit Pintar Indonesia mengakui ketertarikan mengarap bisnis P2P lending syariah. Vice President Kredit Pintar Boan Sianipar menyatakan tengah mengkaji bisnis anti riba ini.

“Kami lihat data banking syariah lagi meningkat. Kalau kita basa lebih meningkat tidak hanya multiguna kenapa tidak? Apa lebih gampang kita bisa kerja sama dengan yang (P2P) syariah (yang sudah ada). Effortnya lebih kecil. Masih dikaji,” ujar Boan pekan lalu.

Editor: Noverius Laoli