Suntikan likuiditas senilai Rp 2,5 triliun bisa menguntungkan BJBR pada sisa 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) baru saja mendapat guyuran likuiditas dari pemerintah senilai Rp 2,5 triliun. Guyuran dana tersebut merupakan bagian dari penempatan uang negara dalam rangka pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama mengatakan hal tersebut menjadi katalis positif bagi BJBR. Artinya BJBR mendapatkan kesempatan dalam penempatan dana. “Apabila dana tersebut dapat terserap dengan baik, tentunya hal ini dapat meningkatkan kualitas serta kepercayaan publik terhadap BJBR,” ujar Okie kepada Kontan.co.id, Selasa (28/7).

Sementara analis Maybank Kim Eng Sekuritas Rahmi Marina dalam risetnya pada 15 Juli 2020 menuliskan bahwa suntikan likuiditas terhadap BJBR hanya menjadi katalis positif yang bersifat sementara. “Dengan adanya likuiditas tambahan, walau bersifat sementara, hal tersebut setidaknya bisa mendorong loan to deposit ratio (LDR) milik BJBR hingga mencapai 90% pada akhir tahun ini,” ujar Rahmi dalam riset.


Baca Juga: Pemerintah tempatkan dana Rp 11,5 triliun di tujuh BPD, simak daftarnya

Tak hanya mendapat suntikan likuiditas, saat ini BJBR juga tengah melakukan proses merger dengan Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS). Dikabarkan, proses merger kedua bank tersebut sedang menantikan proses due diligence. Setelah pada 23 April 2020, letter of intent (LOI) sudah ditandatangani oleh masing-masing pemegang saham pengendali terakhir.

Okie menilai rencana tersebut sebenarnya tidak terlalu memengaruhi kinerja BJBR pada tahun ini. Pasalnya, rasio kecukupan modal dari BJBR sejauh ini masih berada di atas rasio wajar. Selain itu, sinergi kedua bank tersebut dinilai lebih sebagai upaya pemerintah dalam menyelamatkan BEKS

Sementara analis Mega Kapital Sekuritas Danny Eugene dalam risetnya mengatakan terdapat syarat yang harus dipenuhi agar merger tersebut bisa menguntungkan.

“Menurut kami, merger ini bisa menguntungkan selama manajemen bisa memperbaiki performa BEKS ketika sudah merger. Proyeksi kami, merger ini dapat meningkatkan total aset BJBR sebesar 9%, namun akan menurunkan net income 9%,” tulis Danny dalam riset.

Baca Juga: Bank Banten berencana rights issue untuk menadah modal baru

Editor: Wahyu T.Rahmawati