KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat produksi atau pasokan bijih nikel dalam negeri masih jauh lebih tinggi dibanding kapasitas input pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) yang saat ini ada di Indonesia. Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Yunus Saefulhak mengatakan, hal itu terjadi lantaran masih banyak smelter nikel yang belum beroperasi. Dari target 29 smelter nikel hingga tahun 2022, baru ada 11 smelter yang beroperasi sedangkan sisanya masih di tahap pembangunan. Yunus memberikan gambaran, kapasitas input smelter yang ada di Indonesia mampu hanya mampu menyerap sekitar 30 juta ton bijih. Sedangkan kapasitas produksi bijih nikel bisa mencapai sekitar 60 juta ton dalam setahun.
Suplai bijih nikel berlebih, Kementerian ESDM yakin serapan bakal seimbang pada 2022
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat produksi atau pasokan bijih nikel dalam negeri masih jauh lebih tinggi dibanding kapasitas input pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) yang saat ini ada di Indonesia. Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Yunus Saefulhak mengatakan, hal itu terjadi lantaran masih banyak smelter nikel yang belum beroperasi. Dari target 29 smelter nikel hingga tahun 2022, baru ada 11 smelter yang beroperasi sedangkan sisanya masih di tahap pembangunan. Yunus memberikan gambaran, kapasitas input smelter yang ada di Indonesia mampu hanya mampu menyerap sekitar 30 juta ton bijih. Sedangkan kapasitas produksi bijih nikel bisa mencapai sekitar 60 juta ton dalam setahun.