Suplai sukuk negara berkurang, pasar obligasi tetap stabil



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi dan kinerja reksadana pendapatan tetap syariah tidak terpengaruh oleh berkurangnya suplai Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias sukuk negara. 

Suplai sukuk berpotensi menurun karena di tahun ini pemerintah akan mengurangi alokasi pembiayaan proyek infrastruktur melalui penerbitan SBSN. Alokasi anggaran utang syariah untuk tahun ini jadi lebih kecil di Rp 27,35 triliun dari Rp 28,34 triliun di tahun lalu. Padahal, sejak 2013 tren pembiayaan melalui SBSN selalu naik setiap tahunnya. 

Analis Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) Roby Rushandie mengatakan berkurangnya suplai SBSN tidak akan banyak mempengaruhi pergerakan yield dan harga sukuk. Pengurangan suplai SBSN tidak berpengaruh karena porsi pasar sukuk negara masih lebih rendah dibanding pasar obligasi konvensional. 


Baca Juga: Kemenkeu merilis aturan dealer utama untuk perdagangan sukuk negara

Sekadar informasi, saat ini Indonesia Sukuk Index Total Return yang menggambarkan kinerja pasar obligasi syariah tercatat naik 15,32% secara year on year per Senin (27/1). 

"Pengurangan sukuk akan diimbangi dengan peningkatan suplai surat utang konvensional," kata Roby, Senin (27/1). 

Permintaan akan sukuk negara yang cenderung terbatas juga membuat pengurangan suplai sukuk jadi tidak berpengaruh signifikan ke pasar obligasi secara keseluruhan. 

Head of Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menambahkan kinerja reksadana pendapatan tetap syariah yang memiliki aset dasar surat utang syariah pun tetap bisa tumbuh. 

"Jika suplai SBSN turun, reksadana pendapatan tetap syariah masih bisa mengoleksi sukuk korporasi," kata Wawan. 

Editor: Herlina Kartika Dewi