Tahun ini, permintaan kopi robusta diperkirakan masih stabil



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pagebluk Covid-19 berdampak pada sektor industri makanan dan minuman (mamin) maupun perkebunan, termasuk kopi. Di tengah tekanan tersebut, kopi jenis robusta diperkirakan menjadi jenis kopi dengan permintaan yang lebih baik dibanding jenis-jenis kopi lainnya.

Sedikit informasi, robusta merupakan varietas kopi yang mampu tumbuh di dataran rendah dengan ketinggian di bawah 1.000 meter di atas permukaan laut. Jenis kopi ini biasanya banyak diolah menjadi kopi instan kemasan oleh industri manufaktur, beda dengan kopi jenis arabika yang lebih banyak digunakan untuk dikonsumsi langsung di hotel, restoran, dan kafe (horeka).

Ketua Kompartemen Kopi Spesialisasi Industri Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI), Moelyono Soesilo memperkirakan, kopi robusta memiliki permintaan yang lebih stabil ketimbang kopi arabika pada tahun ini. 


Taksiran Moelyono, permintaan kopi robusta di pasar dalam negeri hanya akan turun tipis dari sekitar 380 ribu ton di tahun 2020 menjadi sekitar 360 ribu ton di tahun 2021. Sementara itu, permintaan kopi jenis arabika diproyeksi mengalami penurunan yang lebih dalam hingga hampir sekitar 40% dari semula berkisar 30 ribuan ton menjadi 20 ribuan ton.

Baca Juga: Bisnis kedai kopi masih lesu, ini sebabnya

Dugaan Moelyono, kebijakan pembatasan operasional oleh pemerintah terhadap sektor horeka bakal menekan permintaan kopi arabika di sektor tersebut. Kontras dengan hal itu, permintaan kopi robusta diproyeksi lebih baik, sebab permintaan kopi instan kemasan dari pelanggan kopi rumahan diperkirakan masih baik di tengah pandemi Covid-19. “Permintaan kopi robusta masih stabil,” kata Moelyono kepada Kontan.co.id, Jumat (22/1).

Pandangan serupa juga diungkapkan oleh pihak Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi)/ Wakil Ketua Umum Bidang Kebijakan Publik Gapmmi, Rachmat Hidayat mengatakan, saat ini masyarakat memang lebih banyak mengonsumsi minuman di rumah. 

Kecenderungan ini juga dapat terlihat dari konsumsi produk-produk minuman lain seperti air susu kemasan 1 liter maupun produk-produk minuman konsumsi rumahan lainnya yang meningkat berdasarkan laporan dari anggota Gapmmi. “Kalau dulu kan orang duduk di kafe, duduk di kedai, mereka ngopi, Sekarang itu berkurang hingga mungkin 50% atau lebih, karena (sebagian) orang tidak bekerja di luar sekarang,” terang Rachmat kepada Kontan.co.id (18/1).

Di tengah permintaan stabil, para produsen kopi instan kemasan telah menyiapkan strateginya masing-masing untuk bersaing. Senior Public Relations Wings Group, Teuku Muhammad Farhan Dermawan mengatakan, Wings Group akan terus berupaya agar performa kinerja brand-brand kopi kemasannya bisa terus tumbuh dengan baik.

Editor: Handoyo .