KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim pembagian dividen turut mendongkrak kinerja saham-saham perbankan. Alhasil, bankir-bankir yang menduduki posisi direksi maupun komisaris mendapat dobel keuntungan, dari dividen hingga
capital gain. Kondisi tersebut pun turut berkontribusi terhadap kekayaan para bankir ini. Di mana, mereka juga sudah mendapatkan bonus maupun tantiem atas kinerja mereka membawa bank yang dipimpin mendapatkan keuntungan besar. Berdasarkan riset KONTAN, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi yang banyak membawa direksi maupun komisarisnya menjadi 10 bankir terkaya dari kepemilikan saham di perusahaan yang mereka pimpin. Hanya ada satu nama
nyempil yang merupakan Direktur Utama PT Bank Jago Tbk (ARTO) Arief Harris Tanjung. sumber: riset KONTAN Di posisi tiga besar, bankir terkaya berasal dari kepemilikan saham di tambah tantiem diisi oleh direksi dan komisaris BBCA. Teratas, ada nama Presiden Komisaris BBCA Djohan Emir Setijoso yang diperkirakan memiliki kekayaan sekitar Rp 1,15 triliun. Selanjutnya, Presiden Direktur BBCA Jahja Setiaatmadja juga mampu memiliki kekayaan senilai Rp 380,79 miliar. Mayoritas berasal dari
capital gain senilai Rp 333,11 miliar atas kepemilikan sahamnya sekitar 32,81 juta saham BBCA.
Baca Juga: Penyaluran Kredit Multiguna Diproyeksikan Meningkat Pada Ramadan dan Lebaran 2024 Di posisi ketiga, ada Tan Ho Hien Subur atau dikenal juga Subur Tan yang memiliki 10,35 juta saham BBCA. Kekayaannya dari situ ditambah bonus atau tantiem bisa mencapai Rp 146,68 miliar Dari kekayaannya tersebut Jahja mengungkapkan bahwa keuntungan tersebut bukan berarti dirinya bakal terus menambah kepemilikan sahamnya di BBCA. Di mana, kepemilikan sahamnya di bank tersebut lebih banyak berasal dari remunerasi. ”Investasi tidak boleh di satu
basket, harus bisa disebar. Tidak boleh serakah,” ujarnya kepada KONTAN, Kamis (14/3). Tak hanya itu, Jahja tampaknya juga belum memiliki rencana untuk melakukan
profit taking atas kepemilikan sahamnya tersebut. Meskipun, BBCA sudah naik 7,98% sepanjang tahun berakhir dan kini bertengger di level Rp 10.150 per saham. Sebelumnya, Ia mengungkapkan bahwa sudah sangat jarang menjual sebagian kepemilikan sahamnya. Jikalau ada penjualan, lebih karena jika ada kebutuhan
cashflow. ”Nanti juga harus lapor kalau memang saya melakukan
profit taking,” tambahnya. Sedikit berbeda, Subur Tan terpantau telah melakukan penjualan di awal tahun ini. Di mana, ia menjual kepemilikan sahamnya sekitar satu juta saham sehingga kini mengempit 10,35 juta saham. Subur menjual sebagian sahamnya tersebut ketika BBCA berada di harga Rp 9.650. Artinya, ia mendapatkan dana sekitar Rp 9,65 miliar dengan tujuan transaksi hanya disebutkan sebagai penjualan. Sementara itu, Alexandra Askandar menjadi bankir terkaya yang berasal dari kalangan bank pelat merah. Wakil Direktur Utama BMRI tersebut sekaligus menjadi yang memiliki alokasi saham di bank tersebut terbanyak atau sekitar 9,24 juta saham.
Baca Juga: Laba Bersih Bank Raya Melejit di Tahun 2023 Dengan kepemilikan saham tersebut ditambah tantiem dan dividen yang diterima, salah satu srikandi BUMN tersebut mampu mencatatkan kekayaan sekitar Rp 118,09 miliar. Selanjutnya, ada Riduan yang baru-baru ini didapuk sebagai Direktur
Corporate Banking BMRI diperkirakan memiliki kekayaan sekitar Rp 117,12 miliar dari kepemilikan sahamnya ditambah dividen dan bonus. Mantan Direktur
Commercial Banking BMRI ini juga cukup aktif menambah kepemilikan sahamya di bank berlogo pita emas ini. Di Februari 2024, Riduan
memborong saham BMRI dalam tiga kali transaksi dengan merogoh kocek sekitar Rp 2,16 miliar. Bicara tentang menambah kepemilikan saham, Direktur Kepatuhan dan SDM BMRI Agus Dwi Handaya juga baru saja menambah kepemilikan sahamnya menjadi 8,60 juta saham, sepekan sebelum pengumuman dividen BMRI.
Editor: Tendi Mahadi