Terdampak corona, begini proyeksi pendapatan Telekomunikasi Indonesia (TLKM) di 2020



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sejalan dengan prediksi analis, dampak yang ditimbulkan oleh Covid-19 membuat pendapatan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) tahun ini akan mengalami tekanan.

Direktur Utama Telekomunikasi Indonesia Ririek Adriansyah dalam rapat virtual bersama DPR-RI menjelaskan pertumbuhan pendapatan tahun ini tidak akan setinggi capaian sebelumnya, maka Telkom melakukan berbagai penyesuaian.

Baca Juga: Telekomunikasi Indonesia (TLKM) masih bahas revisi target kinerja 2020


"Kalau kita mengacu pada perkiraan analis, ini in-line dengan apa yang kita perkirakan bahwa pendapatan akan melemah. Kalau analis mengatakan estimasi pertumbuhan pendapatan 3%-4% di bawah estimasi semula. Kalau dari Mandiri Sekuritas mengatakan perkiraan pendapatan sektor telekomunikasi hanya tumbuh 0,7% yoy di 2020 ini, dibandingkan dengan awal yang 5,1%," jelas Ririek, Selasa (5/5).

Ririek menjelaskan secara umum segmen perorangan masih relatif tumbuh meskipun mengalami perlambatan dari yang diperkirakan. Hal ini disebabkan saat trafik dari Telkomsel Digital dan IndiHome meningkat justru penggunaan layanan suara (voice) mengalami penurunan lebih tajam dari yang diperkirakan. Kondisi ini diperkirakan tetap akan berdampak pada pendapatan.

Kemudian pendapatan dari segmen enterprise, UMKM dan Pemerintah diprediksi akan menjadi yang paling terdampak.

Baca Juga: Kinerja Indosat Bakal Moncer di Tengah Wabah Corona, Ini Rekomendasi Saham untuk ISAT

Hal ini sejalan dengan kondisi ekonomi yang menurun sehingga banyak perusahaan atau instansi yang melakukan pembatasan dalam penggunaan budget ataupun melakukan penundaan pengadaan. "Sehingga kami perkirakan di segmen ini akan terjadi penurunan paling besar dibanding segmen yang lain," imbuhnya.

Kemudian di segmen wholesale dan internasional dipredikis akan tetap tumbuh namun lebih lambat dari yang diperkirakan. Hal ini disebabkan oleh trafik interkoneksi domestik mengalami penurunan selain karena tren industri, juga akibat pemberlakuan PSBB.

Editor: Noverius Laoli