Terkontraksi parah tahun ini, pemulihan ekonomi global butuh waktu lama



KONTAN.CO.ID - BENGALURU. Risiko ekonomi akibat pandemi virus corona baru (Covid-19) diperkirakan bakal menyebabkan ekonomi global mengalami kontraksi terparah tahun ini. Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan Reuters terhadap ekonom, pemulihan ekonomi diprediksi akan butuh waktu cukup lama.

Kebijakan lockdown yang diterapkan banyak negara untuk menekan penyebaran Covid-19 yang telah menginfeksi lebih dari 2,6 juta orang di seluruh dunia, membuat kegiatan ekonomi global terhenti terutama di sektor industri jasa.

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters terhadap 500 ekonom dari seluruh dunia yang digelar selama beberapa pekan terakhir ini menunjukkan sebagian besar negara maju berada dalam kemerosotan ekonomi yang parah dan pemulihan ekonomi menunjukkan grafik berbentuk U (U-shape).


Baca Juga: Ekonomi kuartal II-2020 terancam anjlok ke 1%, apa antisipasi yang bisa dilakukan?

Lebih dari 55% atau 87 orang dari 155 ekonom berpendapat, pemulihan ekonomi global akan berbentuk U. Sementara 31 analis mengatakan akan berbentuk V dan 24 lagi mengatakan itu lebih mirip tanda centang. Beberapa responden melihat akan berbentuk huruf W atau L.

Ekonomi global diperkirakan menyusut 2,0% tahun ini. Perkiraan itu, jauh lebih rendah dari perkiraan kontraksi tiga pekan lalu sebesar 1,2% dan perkiraan pertumbuhan 1,6% sebelum jajak pendapat 20 Maret lalu. Itu menggarisbawahi prospek ekonomi global sangat cepat berubah memburuk.

Pandangan terbaru sektor swasta terlihat agak kurang pesimis daripada perkiraan terbaru IMF yang memperkirakan kontraksi 3,0% tahun ini, merevisi perkiraan awal tahun sebesar 3,3%.

Michael Hanson, ekonom senior global JPMorgan mengatakan, ekonomi global rontok dengan kecepatan yang tidak pernah terlihat sejak Perang Dunia II. Menurutnya, dengan adanya dukungan kebijakan yang belum pernah terjadi sebelumnya ekonomi global akan memulai rebound lebih cepat daripada dalam resesi biasa, tetapi aktivitas ekonomi akan tetap tertekan hingga akhir 2021.

Editor: Herlina Kartika Dewi