Terkuak! Ini alasan mengapa Vladimir Putin memicu perang minyak dengan Amerika



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Vladimir Putin mengetahui,  industri minyak Amerika terbilang rapuh karena dibangun di atas gunung utang yang tinggi. Jadi, pada saat Arab Saudi meminta pengurangan produksi untuk mengurangi kelebihan pasokan, Putin memutuskan untuk menerkam dan menolaknya mentah-mentah.

Melansir CNN, Rusia mengejutkan dunia pada pekan lalu dengan memutuskan aliansinya yang goyah dengan OPEC. Penolakan Moskow untuk bergabung dengan kartel ditujukan sebagian untuk menenggelamkan perusahaan-perusahaan minyak serpih AS yang mengandalkan harga yang lebih tinggi di lautan minyak mentah murah.

Tujuan Putin adalah merebut kembali pangsa pasar dari pengusaha serpih Amerika, yang pertumbuhannya didorong oleh utang. Hal itu menyebabkan Rusia kehilangan gelarnya pada 2018 sebagai produsen minyak terbesar di dunia.


Baca Juga: Harga minyak kembali rebound pada awal perdagangan hari ini

"Ini adalah respons untuk mencoba melumpuhkan industri serpih AS," kata Matt Smith, direktur riset komoditas di perusahaan riset energi ClipperData kepada CNN.

Menyegarkan ingatan saja, harga minyak dunia jatuh tajam pada Senin (9/3/2020) setelah Arab Saudi mengatakan akan memangkas harga minyak, sebagai respons membabi buta terhadap langkah Rusia.

Minyak mentah AS anjlok 26% ke level terendah empat tahun menjadi US$ 31,13 per barel. Ini menjadi hari terburuk bagi pasar minyak sejak 1991.

Baca Juga: Perang harga minyak dan virus corona menekan harga CPO

Harga minyak mentah sekarang sangat murah, sehingga banyak perusahaan serpih AS akan terpaksa memangkas produksi. Kekhawatiran akan kebangkrutan sudah mulai membayangi sejumlah perusahaan minyak AS. Kejadian itu juga membuat SPDR S&P Oil & Gas ETF (XOP) ke harga rekor terendah sejak 2006.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie