KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemampuan industri perbankan mencetak laba tergerus akibat wabah corona. Lesunya ekonomi menyebabkan permintaan kredit melambat dibarengi dengan risiko yang tinggi. Walhasil, laba perbankan tak bisa maksimal. Di sisi lain, beban bunga terus meningkat. Bank harus menjaga bunga simpanan demi menjaga likuiditas. Tidak mengagetkan kalau margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) perbankan bakalan menciut. Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2020 rata-rata NIM perbankan ada di level 4,57%. Posisi tersebut memang lebih rendah dari bulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,87%. Akan tetapi, ada kenaikan sedikit dari bulan Maret 2020 yang sempat menyentuh ke level terendah yaitu 4,31%.
Tersengat corona, margin bank di Indonesia masih tetap tertinggi se-Asia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemampuan industri perbankan mencetak laba tergerus akibat wabah corona. Lesunya ekonomi menyebabkan permintaan kredit melambat dibarengi dengan risiko yang tinggi. Walhasil, laba perbankan tak bisa maksimal. Di sisi lain, beban bunga terus meningkat. Bank harus menjaga bunga simpanan demi menjaga likuiditas. Tidak mengagetkan kalau margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) perbankan bakalan menciut. Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2020 rata-rata NIM perbankan ada di level 4,57%. Posisi tersebut memang lebih rendah dari bulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,87%. Akan tetapi, ada kenaikan sedikit dari bulan Maret 2020 yang sempat menyentuh ke level terendah yaitu 4,31%.