Terus dikembangkan, vaksin Covid-19 buatan lokal diharapkan meluncur Maret 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada Maret tahun 2021 mendatang, vaksin untuk virus corona (Covid-19) yang diproduksi oleh Indonesia sendiri diharapkan sudah dapat diluncurkan.

Staf Khusus Menteri Riset dan Teknologi dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Ristek/BRIN) Ekoputro Adijayanto menerangkan, saat ini Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman tengah melakukan pengumpulan hasil Whole Genome Sequence (WGS), yang nantinya untuk melakukan pengujian terlebih dahulu ke sekuens sebagai pengujian dasar terhadap vaksin tersebut.

Menurut Eko, di Indonesia, LBM Eijkman sudah menemukan ada 7 WGS dan 2 WGS yang ditemukan oleh peneliti di Universitas Airlangga. Ketujuh WGS tersebut kemudian dikirim ke Global Initiative on Sharing ALL Influenza Data (GISAID).


Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Senin (25/5): 22.750 kasus, 5.642 sembuh, 1.391 meninggal

GISAID merupakan inisiatif kerjasama antara pemerintah Jerman dengan organisasi nirlaba yang bertujuan menyediakan akses terhadap berbagai informasi genetik virus-virus yang menyebabkan epidemi seperti flu.

"Ini sudah dikirim ke satu lembaga GISAID yang isinya semua jenis virus influenza. Harus diregister ke situ biar semua bisa saling tukar menukar pikiran, kerja sama buat menemukan jenis virusnya. Jadi kita selain menemukan jenis virusnya juga harus didaftarkan di GISAID. Kita tidak mungkin kerja sendirian, harus senantiasa tukar pikiran dalam lembaga sejenis di GISAID," jelas Eko saat dihubungi Kontan.co.id pada Senin (25/5).

Tak menutup kemungkinan juga masih akan ditemuan WGS baru di Indonesia. Saat ini, WGS atau genom yang ada di Indonesia berbeda dengan tiga genom virus corona saat awal muncul. Eko menekankan pentingnya menemukan formula yang memang sesuai dengan genom atau jenis virus korona yang ada di Indonesia.

"Itu genom kita lihat lagi, makin banyak makin baik kita temukan. Di dunia sudah ratusan dari tiga tadi urutan. Virus itukan unik, masih terus cari. Rapid test, PCR, ventilator, vaksin, dan lainnya kita kembangkan sesuai virus yang juga berkembang di Indonesia," imbuh Eko.

Waktu 12 bulan dinilai menjadi rentang yang cepat dalam penemuan vaksin suatu virus sendiri. Dengan kolaborasi dan kerjasama antar lembaga dibawah konsorsium Covid-19 yang dikoordinator Kementerian Riset dan Teknologi dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diharapkan vaksin akan segera diproduksi sendiri.

"Kita mengalokasilan di Kememristek penelitian sekitar Rp 38 miliar, itu buat semua inovasi tangani Covid-19 seperti alat kesehatan, vaksin, obat imunitas, PCR, reagen dan lainnya. Reagen sendiri ada sekitar Rp 11,79 miliar. Reagen itukan buat PCR agar efektif dimana kan sekarang masih impor nah kita sedang usaha buat reagen. Reagen dan vaksin cukup besar, tapi alokasi buat vaksin saya kurang bisa tahu detil angkanya," terangnya.

Baca Juga: IHSG masih akan dibayangi aksi jual selama pandemi corona belum mereda

Editor: Khomarul Hidayat