Tiga program prioritas Pertamina wujudkan ekonomi hijau berkelanjutan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) ingin memprioritaskan berbagai program transisi energi menuju energi baru dan terbarukan dengan memanfaatkan sumber energi yang melimpah di dalam negeri.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, saat ini Indonesia masih menghadapi tantangan untuk mengatasi defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit) akibat masih tingginya impor energi.

Di sisi lain, Indonesia merupakan negara yang mempunyai sumber daya domestik besar yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku energi.


“Untuk menjembatani kondisi tersebut, Pertamina telah memiliki 3 program prioritas sebagai bagian dari implementasi transisi energi  sekaligus ekonomi hijau,” kata Nicke sebagaimana dikutip dari siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Senin (17/5).

Baca Juga: Pertamina targetkan membangun 10 ribu Pertashop di tahun ini

Salah satu program yang dimiliki di antaranya adalah program penurunan impor BBM jenis Solar melalui implementasi Biodiesel B20 sejak tahun 2016 dan dilanjutkan dengan B30 pada 2019.

Melalui program ini, Pertamina telah berhasil mengurangi impor solar secara signifikan. Bahkan, Pertamina sudah tidak lagi mengimpor BBM jenis solar mulai April 2019.

Selanjutnya, Pertamina juga memiliki program kedua, yaitu program pengurangan ketergantungan pada impor LPG. Hal ini ditempuh dengan menjalankan proyek gasifikasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME) yang bisa digunakan untuk menggantikan penggunaan LPG di dalam negeri.

Editor: Yudho Winarto