Tips agar UMKM mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mewabahnya virus Covid-19 lantaran penyebarannya yang cepat antara manusia dengan manusia melalui droplet atau percikan air saat berbicara, batuk, atau bersin. Lantaran hal tersebut maka kebijakan physical distancing diberlakukan guna memutus rantai penyebaran.

Adanya kebijakan tersebut tentu berdampak pada berbagai sektor ekonomi, terutama UMKM.  Lantaran masyarakat jadi membatasi diri untuk berkegiatan di luar rumah.

Alhasil banyak UMKM yang merasakan penurunan penjualan selama Covid-19 melanda. Diah Yusuf VP Partnership International Council for Small Business (ICSB) menerangkan ada empat hal yang dapat diperhatikan untuk manajemen pemasaran pelaku UMKM agar bertahan di tengah krisis Covid-19 saat ini.


Baca Juga: Diusik wabah corona, kondisi perbankan Indonesia dinilai masih cukup kuat

Keempat hal tersebut ialah Discover, Innovation, Active, and Human Interest. Discover sendiri pelaku UMKM dapat menemukan peluang bisnis baru yang akan menimbulkan pengalaman target konsumen.

"Inovasi di masa krisis itu perlu, jadi misal produk yang biasa dipakai akan sulit didapatkan karena suatu hal, nah kita harus cari substitusi atau kita bisa berinovasi jadi peran kita malah bisa jadi substitusi produk yang saat ini sulit dicari. Inovasi juga bisa kita membuat size produk kita agak kecil," jelas Diah saat acara Webiminar ISCB pada Rabu (8/4).

Diah juga menggarisbawahi bahwa di saat seperti ini pemasaran juga harus mengedepankan rasa empati. Selain manajemen pemasaran, manajemen keuangan juga tak lepas dari hal yang diperhatikan bagi UMKM untuk tetap bertahan di masa saat ini.

Asep Mulyana Sekjen Korwil ICSB menambahkan manajemen keuangan bagi UMKM disaat masa krisis menjadi poin selanjutnya setelah pemasaran. Cash flow ditekankan Asep jadi nadi dalam usaha yang harus dijaga.

Empat langkah manajemen keuangan bagi UMKM di tengah pandemi ialah review bisnis proces, melakukan pemotongan biaya yang tidak penting, fokus pada cash flow fan fokus pada fixed cost.

"Cash flow jadi penting, ibarat dia adalah aliran darah. Potong saja biaya yang tidak penting untuk saat ini. Mengontrol dan mengukur cash flow jadi hal yang perlu diperhatikan," kata Asep.

Baca Juga: Begini syarat yang ditetapkan pemerintah terkait relaksasi KUR bagi nasabah

Editor: Yudho Winarto