Trump mau 'deportasi' mahasiswa asing, universitas AS bingung tujuh keliling



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Sejumlah perguruan tinggi AS kini harus memutar otak dalam memodifikasi rencana pendidikan untuk semester musim gugur di tengah-tengah pandemi virus corona. Langkah ini dilakukan sehari setelah pemerintahan Donald Trump merilis peraturan yang dapat 'memaksa' puluhan ribu siswa asing dari negara itu jika sekolah mereka mengadakan kelas online secara keseluruhan.

Melansir Reuters, pengumuman tersebut membuat institusi akademik bergulat dengan tantangan logistik untuk melanjutkan kembali kelas dengan aman, terutama setelah pemerintah federal memberikan pengecualian terhadap peraturan yang membatasi pembelajaran online untuk siswa asing. 

Ada lebih dari satu juta siswa asing di perguruan tinggi dan universitas AS, dan banyak universitas yang pendapatannya bergantung dari siswa asing, yang sering membayar uang sekolah secara penuh.


Baca Juga: Amerika akan 'paksa' mahasiswa asing pulang ke negaranya, jika ini yang terjadi

Lembaga Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) mengatakan, lembaga pendidikan yang sepenuhnya beralih ke pembelajaran online harus menyerahkan rencana ke lembaga tersebut pada 15 Juli. Sekolah yang hanya akan menggunakan pembelajaran langsung, kelas yang pendek atau tertunda, atau perpaduan langsung dan pembelajaran online harus menyerahkan rencana sebelum 1 Agustus.

Panduan ini berlaku untuk pemegang visa F-1 dan M-1, yang diperuntukkan bagi siswa akademik dan kejuruan.

Selama rapat meja bundar di Washington tentang pembukaan kembali sekolah, Presiden Donald Trump mengkritik keputusan Universitas Harvard untuk mengadakan kursus online di tahun akademik mendatang.

Baca Juga: Mencekam, New York diselimuti 39 aksi penembakan, KJRI New York minta WNI waspada

"Saya pikir itu konyol, saya pikir itu jalan keluar yang mudah," kata Trump. "Aku pikir mereka seharusnya malu pada diri mereka sendiri."

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie