Trump mengaku semakin frustrasi dengan sikap wakilnya Mike Pence



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Beberapa jam sebelum Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump me-retweet pesan untuk Wakil Presiden AS Mike Pence agar bertindak dalam menghentikan ratifikasi electoral college, Trump sempat bertemu selama lebih dari satu jam di Oval Office dengan Pence yang Trump keluhkan tidak mendukung upayanya membatalkan pemilihan.

Namun selama pertemuan itu, menurut salah seorang yang mengetahui masalah itu mengatakan, tidak membahas sama sekali terkait tweet Trump yang terakhir muncul. Setelah pertemuan itu, kedua pemimpin AS itu berpisah untuk liburan.

Namun ketika Trump memasuki masa liburan, ia justru lebih banyak terpaku pada upaya membalikkan hasil pemilu AS. Sertifikasi electoral college menjadi titik fokus upaya Trump.


Nah ketika Trump terbang ke Florida untuk liburan pada Rabu malam, Trump me-retweet salah satu pertanyaan pendukungnya dan meminta agar Pence ikut menolak meratifikasi hasil electoral college pada 6 Januari 2021 mendatang. Tentu saja itu sesuatu yang mustahil.

Baca Juga: AS akan wajibkan penumpang dari Inggris untuk tunjukkan hasil negatif tes Covid-19

Mengutip CNN, Jumat (25/12), pengacara pribadi Trump, Rudy Giuliani, yang ikut bersama Trump di atas Air Force One sebelum Trump mengirim tweet tersebut mengatakan bahwa Trump sangat tegas ingin melawan electoral college. "Dan dia (Trump) masih berpikir ini (pemilu) belum berakhir," tuturnya.

Trump juga kembali mengeluhkan soal pemilihan AS di twitter yang ditujukan kepada Senat Partai Republik dan bersumpah dia tidak akan pernah melupakan apa yang dia sebut sebagai pengabaian mereka.

Trump bingung dengan sikap Pence

Bukan kali ini saja Trump mulai berselisih dengan Pence. Akhir-akhir ini, Trump memberi tahu banyak orang bahwa ia bingung dengan sikap Pence yang tidak berbuat cukup banyak untuk memperjuangkan kelanjutan masa kepresidenan mereka.  Apalagi Pence juga punya peran tradisional selama sertifikasi. Sebagai Presiden Senat, Pence memimpin persidangan.

Baca Juga: Donald Trump serang Iran lewat Twitter

Editor: Noverius Laoli