Unik! Fans BTS buktikan rasa cintanya dengan membeli saham Big Hit



KONTAN.CO.ID - SEOUL. Fans BTS sekarang punya cara baru untuk menunjukkan cinta mereka ke boyband beranggotakan tujuh orang asal Korea Selatan kesayangan mereka, yaitu dengan membeli saham. Bagaimana tidak? Label yang membawahi BTS yaitu Big Hit punya peminat investor ritel yang cukup kuat.

Pasar K-pop tetap tangguh di tengah Covid-19 berkat para penggemarnya. Ketika saham agensi K-Pop Big Hit Entertainment Co mulai memaparkan keuntungan dari debut pertama perdagangan mereka, penggemar boyband BTS yang dikelolanya pun langsung menunjukkan dukungan mereka.

Dalam beberapa ciutan yang dirangkum oleh Bloomberg, tidak sedikit penggemar BTS yang mengaku membeli saham Big Hit secara rutin. "Saya membeli saham Big Hit dan akan terus membeli," tulis salah seorang penggemar.


Baca Juga: Saham agensi BTS, Big Hit Entertainment diprediksi bergerak volatil, ini penyebabnya

Malah ada penggemar yang berjanji akan membeli saham Big Hit walaupun media memberitakan Big Hit sedang mengalami kerugian.

Cuitan tersebut praktis mendapat lebih dari 550 likes dan memicu tanggapan serupa dari sesama penggemar, beberapa di antaranya juga mengklaim telah membeli saham.

Fans lain, yang foto profilnya juga merupakan foto seorang anggota BTS menulis "Saya membeli satu saham dan merasa hebat, meskipun harganya turun. Mari adakan rapat pemegang saham," candanya.

Dalam industri musik, penggemar memang adalah segalanya. Tetapi ketika berbicara tentang K-pop, hal itu mungkin lebih benar dari sebelumnya. Mereka sangat ahli memobilisasi, terutama secara online, untuk membantu idola mereka mendapatkan lebih banyak streaming atau penayangan YouTube hingga penjualan musik.

Ketika BTS dan Big Hit memberikan dana sebesar US$ 1 juta untuk mendukung kampanye Black Lives Matter pada bulan Juni, penggemar mereka yang dikenal sebagai Army bahkan memulai penggalangan dana untuk mencocokkan donasi dengan tagar #MatchAMillion untuk mengumpulkan dana lebih dari US$ 817.000 hanya dalam 24 jam.

Berkat mereka, industri ini dapat bertahan dari pandemi virus korona, apalagi ketika banyak pembatalan konser dan acara langsung yang notabenenya membuat perusahaan label rugi.

Editor: Yudho Winarto