Upaya Pelindo III mendukung program pemerintah sisi ekonomi dan industri



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada beberapa hal yang dilakukan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III untuk mendukung program pemerintah dalam segi ekonomi serta industri. Salah satunya dengan membangun proyek Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) dengan menggandeng dengan PT AKR Corporindo Tbk. Kawasan industri dan pelabuhan terpadu itu terletak di Gresik, Jawa Timur.

Mengenai pengelolaan JIIPE, kedua PT itu menugasi PT BMS dan PT BKMS untuk mengelola proyek tersebut. Sebagai Director Finance PT BMS, Dewi Djunaidi menjelaskan dalam membangun pelabuhan dan kawasan industri ini mereka harus melakukan beberapa tahapan.

Pertama pada 2012-2015 melakukan reklamasi seluas 112 hektare, membangun jembatan panjang 430 meter dan panjang 14 meter. Untuk akses ke dermaga berjarak 1km.


Pengerjaan tahap pertama ini sudah beroprasi guna bongkar muat mulai Februari 2016 silam. "Kita baru memiliki satu dermaga dengan panjang 200 meter dan lebar 30 meter," ujar Dewi, Selasa (8/5).

Tahap kedua dikerjakan sepanjang 2016-2020, mereka melakukan reklamasi kembali dengan luas 40 hektare. Selain itu dibangun juga dermaha dengan panjang 500 meter, dermaga itu dibangun untuk kargo batubara serta tambang lainnya.

Dalam tahap ketiga sendiri, mereka melakukan reklamasi kembali 111 hektare untuk gas dan oil. Terakhir tahap keempat akan dikerjakan pada 2021-2035, mereka akan melakukan reklamasi 87 hektare untuk kontainer. "Kenapa untuk kontainer di tahap terakhir, karena sudah ada di Tanjung Perak," ungkapnya.

Dewi menjelaskan, dermaga sisi luar sendiri memiliki kedalaman 14 meter sehingga kapal bermuatan 60 ribu ton bisa melakukan bongkar muat secara langsun dan menghemat biaya.

Ke depannya, kata Dewi, masih dapat diperdalam hingga 16m. Sedangkan untuk sisi dalam, hanya memiliki dalam 12 meter. Walaupun begitu, JIIPE dapat melayani kapal dengan kapasitas 100 ribu DWT, dari barang curah kering dan cair, hingga general kargo.

Sebagai Staff Marketing PT BKMS, Alia Renomas menyatakan salah satu tujuan awal JIIPE dibangun untuk memotong ongkos logistik. Sehingga, di dalam JIIPE semua kegiatan dirancang dalam satu kawasan. "Di dalam JIIPE kawasannya terintegerasi, kalau terpisah akan makan waktu dan biaya transportnya juga," kata Alia, Selasa (8/5).

Dalam JIIPE, Alia menjelaskan terbagi beberapa kelompok industri, dari kecil, sedang, sampai industri yang berat. Untuk heavy industry sendiri letaknya dekat dengan pelabuhan karena hal itu memang dibutuhkan dekat dengan laut.

Dari kantor ke pelabuhan berjarak 4km. "Kami gunakan listrik, pembuangan limbah, air sendiri. Segala kebutuhan dalam satu kawasan," jelas Alia.

Mengenai tenant, sambung Alia, pihaknya tak memasang target, lantaran tergantung seberapa besar kebutuhan lahan. "Minimal 5 hektare, tapi ada juga yang ambil 3 hektare, ada kemungkinan nantinya mereka mengambil 5 hektare," imbuhnya.

Editor: Yudho Winarto