Valuasi saham pemilik TikTok lebih dari US$ 100 miliar atau naik 33%



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Valuasi saham pemilik aplikasi TikTok, ByteDance Ltd telah meningkat lebih dari 33% menjadi lebih dari US$ 100 miliar dalam transaksi saham di private market baru-baru ini. Sumber Bloomberg menjelaskan, ini mencerminkan ekspektasi pemilik aplikasi video TikTok akan terus menarik pengiklan.

Sumber yang tidak ingin identitasnya diungkap menjelaskan, saham startup ini berpindah tangan dengan harga lebih tinggi 33% dari sekitar US$ 75 miliar selama putaran pencarian pendanaan sejak dua tahun lalu. Beberapa transaksi baru-baru ini membuat perusahaan asal China ini dihargai dengan valuasi sekitar US$ 105 miliar - US$ 110 miliar di pasar sekunder. Bahkan juga diperdagangkan mencapai US$ 140 miliar menurut sumber Bloomberg.

Baca Juga: Berkat TikTok, valuasi induk perusahaan ByteDance mencapai US$ 75 miliar


Perdagangan adalah transaksi pribadi dan mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan harapan investor yang lebih luas. Saham di pasar sekunder biasanya dinilai dengan diskon untuk saham perdana karena kurang likuid dan rincian laporan tentang kinerja perusahaan yang tersedia bagi investor minim terungkap. 

"Perdagangan saham ByteDance mencerminkan gelombang konsumen global yang setuju bahwa ByteDance dapat menggantikan Facebook sebagai jejaring sosial terkemuka," kata Andrea Walne, Mitra Manhattan Venture Partners yang mengikuti pergerakan saham pemilik TikTok di pasar sekunder.

Baca Juga: Induk TikTok rilis layanan streaming musik pesaing Spotify di Indonesia

Menurut Walne, dalam satu dekade terakhir, valuasi Bytedance hanya dilampaui oleh Alibaba Group Holding Ltd. dan Ant Financial Services Group sebagai perusahaan yang diperdagangkan dengan premi lebih tinggi di pasar sekunder. 

ByteDance telah tumbuh menjadi perusahaan online yang kuat dan sebagian besar didorong oleh platform video pendek TikTok. Investor tertarik lantaran aplikasi ini sudah memiliki 1,5 miliar pengguna aktif bulanan termasuk dari aplikasi Douyin, kembaran TikTok China serta layanan berita Toutiao. 

Editor: Avanty Nurdiana