Virus corona berpotensi angkat kredit bermasalah bank



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wabah virus corona akan membayangi bisnis perbankan di tanah air. Virus berbahaya ini semakin melemahkan aktivitas ekonomi. Tekanan kian besar pasca dua pasien pertama terkonfirmasi telah positif terinfeksi corona.

Potensi membengkaknya kredit bermasalah di bank kian besar sebagai dampak dari corona itu. Bahkan Bank Indonesia (BI) telah mengambil langkah cepat melawan dampak corona terhadap perbankan dengan menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) valas dari 8% jadi 4%.

Bank BRI saat ini masih mengkaji seberapa dampak corona terhadap pemburukan kualitas kredit perseroan, khusus ke sektor-sektor yang terdampak langsung seperti pariwisata, transportasi udara, dan komoditas. Oleh karena itu, bank ini belum memberikan angka berapa potensi kenaikan Non Performing Loan (NPL) akibat wabah tersebut tahun ini.


Baca Juga: Turunkan GWM valas, ini jurus BI lainnya memitigasi risiko virus corona

Untuk mengantisipasi kredit bermasalah itu, BRI akan selektif menyalurkan kredit ke sektor-sektor yang terdampak langsung dan melakukan pengawasan secara berkala terhadap kemampuan membayar debitur.

"Dampak corona ini tidak dapat dipungkiri sudah mengganggu perekonomian baik global maupun di Indonesia. BPS sudah memperkirakan ada perlambatan ekonomi 0,23% akibat virus itu. Sektor yang paling terganggu adalah pariwisata, perdagangan dan investasi," jelas Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI pada KONTAN, Senin (2/3).

Haru menambahkan, dampak dari virus corona itu akan berpengaruh pada variabel makro ekonomi dalam perhitungan PSAK71. Oleh karena itu, bank ini akan melakukan penyesuaian pencadangan. Mengingat review bisnis dilakukan setiap kuartal yakni di bulan Maret maka penyesuaian dan penambahan CKPN akan dilakukan pada bulan berikutnya.

Editor: Anna Suci Perwitasari