Walau pinjaman melonjak, Industri fintech P2P mampu pertahankan kualitas pembiayaan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski pinjaman terus melonjak, industri teknologi finansial peer-to-peer (fintech P2P) lending tampaknya mampu mempertahankan kualitas pembiayaan dengan menjaga tingkat keberhasilan pengembalian pinjaman 90 hari (TKB90) di kisaran 98,18% per Juli 2021.

Berdasarkan statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada Juli 2021 penyaluran pinjaman industri mencapai Rp 15,66 triliun, sementara outstanding pinjaman tersisa mencapai Rp 24,21 triliun. Pihak-pihak yang masih memiliki utang penyumbang outstanding ini mencapai 21,7 juta entitas, terdiri dari borrower perorangan 21 juta orang senilai Rp20,42 triliun dan borrower badan usaha 2.342 entitas senilai Rp3,79 triliun.

Pemain peer to peer lending mengaku terus memperhatikan keamanan pemodal dalam berinvestasi dengan selalu menjaga kualitas kredit yang disalurkan agar tepat sasaran. Mereka juga memiliki skema untuk memitigasi risiko kredit macet para peminjam dana (borrower). Hal ini dapat dilihat dengan tingkat keberhasilan bayar dalam tempo 90 hari (TKB90) 100% atau resiko gagal bayar (NPL) 0%.


Baca Juga: Dorong kredit, Bank Jago gandeng P2P lending, multifinance, platform Bibit, dan Gojek

Seperti PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia yang hingga 7 September 2021, NPL Akseleran dari total penyaluran pinjaman usaha secara kumulatif berada di angka 0,08% atau membaik dibandingkan di bulan sebelumnya. Masih di periode yang sama untuk TKB90 Akseleran berada di angka 0,61% atau membaik dibandingkan di bulan sebelumnya.

Sementara itu, hingga akhir Agustus 2021, Akseleran sudah menyalurkan total pinjaman usaha sebesar Rp 1,05 triliun. Jumlah tersebut tercatat tumbuh hingga 109% dibandingkan periode yang sama di tahun 2020.

Co Founder & Chief Executive Officer Akseleran Ivan Nikolas Tambunan mengungkapkan, Akseleran memfokuskan setiap bisnis usaha yang memiliki cashflow baik serta tetap memperbesar porsi pinjaman dari invoice financing yang saat ini memiliki portofolio 70% di Akseleran.

"Selain itu, mulai September 2021, kami juga meningkatkan cakupan proteksi asuransi kredit yang semula sebesar 90% dari pokok pinjaman tertunggak menjadi 99% dari pokok pinjaman tertunggak," kata Ivan kepada kontan.co.id, Kamis (9/9).

Ke depan, pihaknya optimistis tetap dapat mempertahankan angka NPL yang rendah di bawah 1% dengan selalu mengedepankan prinsip-prinsip mitigasi risiko kredit macet yang bertujuan memberikan peace of mind kepada para pengguna Akseleran khususnya dalam hal ini adalah para pemberi pinjaman (lender).

"Di masa pandemi covid-19 saat ini yang kita belum tahu kapan akan berakhirnya meski sudah mengalami penurunan jumlah kasus baru yang signifikan maka Akseleran tetap berhati-hati terhadap calon peminjam yang bisnis usahanya sangat rentan terdampak oleh pandemi, misalnya sektor pariwisata dan ekspor impor," ujar Ivan.

Seperti diketahui, Akseleran memfokuskan penyaluran pinjaman kepada sektor agnostic, jadi apapun sektornya bisa Akseleran terima selama cashflow usahanya baik. "Namun selama pandemi ini kami sangat berhati-hati terhadap sektor yang terdampak signifikan karena pandemi," imbuh Ivan.

Editor: Handoyo .