Wall Street ditutup pada rekor tertinggi dengan saham Netflix melonjak 16%



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Wall Street ditutup pada rekor tertinggi perdagangan hari Rabu karena Joe Biden resmi dilantik sebagai presiden Amerika Serikat ke-46. Sementara itu, kinerja solid dari Netflix memicu reli pada saham yang diuntungkan dengan kebijakan stay at home.

Rabu (20/1), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 257,86 poin atau 0,83% menjadi 31.188,38. Serupa, indeks S&P 500 juga naik 52,94 poin atau 1,39% ke 3.851,85 dan Nasdaq Composite ditutup menanjak 260,07 poin atau 1,97% ke level 13.457,25.

Sepanjang perdagangan tersebut, saham Netflix melonjak 16,85% setelah perusahaan menyatakan tidak perlu lagi meminjam miliaran dolar untuk membiayai acara TV dan filmnya. 


Lonjakan saham dari layanan streaming terbesar dunia ini juga mengerek saham pada grup FAANG, yang berisi Facebook, Apple, Amazon, Netflix dan Google, dengan induk Google, Alphabet Inc menguat 5,36%. 

Baca Juga: Wall Street menguat di hari pelantikan Biden

"Ini adalah hari bagi sektor teknologi yang cukup langka dalam dua atau tiga bulan terakhir karena rotasi siklus sedang berlangsung," kata Ross Mayfield, analis strategi investasi di Baird, di Milwaukee, Wisconsin. Dia menambahkan banyak langkah yang bisa dilacak ke Netflix.

"(Hari ini) hanyalah pengingat bahwa reli saham teknologi masih tetap panjang. Dengan grup FAANG dan beberapa perusahaan teknologi di dalam indeks S&P 500 lainnya masih menjadi penyokong dan diprediksi mengeluarkan kinerja kuartal yang luar biasa di masa mendatang," tambah menambahkan, mengacu pada rencana pengeluaran US$ 1,9 triliun yang diusulkan Biden.

Setelah dilantik menjadi presiden, Biden tidak membutuhkan waktu lama untuk menghapus sejumlah kebijakan di era Donald Trump. Para pejabat mengungkapkan, Biden telah menandatangani 15 tindakan eksekutif terkait berbagai masalah mulai dari pandemi Covid-19 sampai ekonomi hingga perubahan iklim.

"Saya tidak yakin bahwa politik pada hari pelantikan berbuat banyak tetapi yang pasti ekspektasi untuk satu triliun plus stimulus juga menjadi penyokong," tambah Mayfield.

Asal tahu saja, sepanjang kepemimpinan Trump yang berlangsung sejak 20 Januari 2017, indeks Dow Jones telah menguat sekitar 57% dan S&P 500 melesat sekitar 68%. Namun, kinerja indeks saham ini masih di bawah saat periode pertama kepemimpinan Barack Obama dengan Dow Jones melonjak 65% dan indeks S&P yang melesat 75%.

Editor: Anna Suci Perwitasari