Waspada ancaman virus corona, pemerintah perbarui kajian efek ke perekonomian



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan terus mengkaji dan memperbarui dampak penyebaran virus corona terhadap perekonomian di dalam negeri. 

Hal ini seiring dengan kenaikan jumlah kematian akibat virus ini yang telah melampui 900 orang dengan jumlah kasus di atas 40.000. Komisi Kesehatan Nasional China bahkan telah menyatakan bahwa tingkat kematian Corona telah melampaui wabah SARS yang terjadi pada 2003 silam. 

“Rencananya akan ada rapat terbatas lagi mengenai ini karena presiden ingin meminta  update dari para menteri. Mungkin besok,” tutur Sekretaris Kementerian Koordinator bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (10/2). 


Susi menjelaskan, pemerintah terus memantau perkembangan virus corona yang dinilai meningkat sangat eksponensial dalam waktu singkat. Pada pembahasan dalam Ratas sebelumnya, pemerintah juga telah mengkaji dampak corona terhadap lalu lintas orang, barang, dan keuangan ke Indonesia. 

Baca Juga: Defisit neraca transaksi berjalan (CAD) 2020 diprediksi pada kisaran 2,5% - 3%

Menko Airlangga, lanjutnya, telah menyampaikan bahwa penurunan pada pertumbuhan ekonomi China sebesar 1%-2% bisa berdampak pada penurunan ekonomi Indonesia sebesar 0,11%-0,3% di tahun 2020. 

“Karena terus terang ekonomi China ini turut mempengaruhi kita dari tiga aspek, lalu lintas orang yaitu melalui sektor wisata, lalu lintas barang yaitu melalui ekspor dan impor di mana China merupakan mitra dagang utama, serta lalu lintas di pasar keuangan yaitu pada aktivitas saham dan nilai tukar rupiah,” terang Susi. 

Namun, pemerintah masih optimistis mampu mengimbangi potensi perlambatan ekonomi tersebut dengan berbagai rencana kebijakan, salah satunya Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja. Berbagai reformasi melalui aturan sapu jagat tersebut diyakini ampuh sebagai senjata menghadapi buruknya sentimen global tahun ini. 

Editor: Herlina Kartika Dewi