Waspada, marak data tipu-tipu di situs belanja online



KONTAN.CO.ID - LONDON. Saat Anda sibuk mendalami suatu situs belanja online dan mengklik sebuah barang, tak jarang terdapat keterangan bahwa produk tersebut tengah dilirik oleh sejumlah orang lain. Namun apakah benar ada sebanyak orang itu yang ingin memilikinya? 

Mengutip BBC pada Minggu (5/1), Peneliti keamanan cyber dari Inggris Ophir Harpaz menemukan pemberitahuan bahwa terdapat 38 orang yang tengah mengincar tiket ke London di situs One Travel. Ia menyadari angka itu memberikan dorongan yang menyiratkan penerbangan mungkin akan segera dipesan, atau mungkin harga kursi akan naik karena mereka menjadi lebih langka.

Baca Juga: TERPOPULER: Trump ancam serang 52 lokasi di Iran | Rekomendasi sell on strength


Penasaran akan kebenaran angka tersebut menguji dengan melakukan coding web. Setelah sedikit menggali ia membuat penemuan yang mengejutkan, angka itu tidak asli. Halaman web OneTravel yang dijelajahinya dirancang untuk mengklaim terdapat antara 28 dan 45 orang sedang melihat penerbangan pada saat tertentu. Angka yang tepat dipilih secara acak.

Tidak hanya itu, situs web secara mengejutkan terang-terangan tentang apa yang sedang terjadi. Terdapat Bit kode yang menentukan jumlah yang ditampilkan kepada pengguna bahkan diberi label 'view_notification_random'.

"Tidak ada kebenaran dalam artefak ini - kecuali 38 orang benar-benar melihat situs tersebut," kata Harpaz, yang utas Twitternya tentang penemuan itu beredar luas.

BBC Worklife menghubungi Fareportal, perusahaan yang memiliki OneTravel, untuk memberikan komentar. Seorang juru bicara mengatakan mode tersebut merupakan bagian dari pengujian beta. Perusahaan tidak pernah dimaksudkan untuk diekspos di luar lingkungan pengujian kecil.

Baca Juga: Mantan bos Nissan kabur ke Lebanon, Jepang perketat keimigrasian

“One Travel adalah situs dengan lalu lintas tinggi, dan kami menjalankan beberapa pengujian setiap hari untuk meningkatkan pengalaman pengguna dan kepuasan pelanggan," tambahnya.

Ia melanjutkan, OneTravel sekarang mengambil langkah-langkah untuk mencegah hal yang sama terjadi lagi.

Editor: Tendi Mahadi