WhatsApp sibuk meyakinkan pengguna aplikasinya aman dipakai



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada awal Januari lalu, WhatsApp mulai memberikan notifikasi kepada para penggunanya terkait pembaruan Persyaratan Layanan dan Kebijakan Privasi di platformnya. Kebijakan baru itu menyangkut soal persetujuan pengguna untuk memilih meneruskan data ke Facebook atau tidak.

Pengguna kemudian menjadi khawatir data mereka menjadi tidak aman dan mempertanyakan apakah WhatsApp/Facebook bisa membaca chat atau percakapan telepon pribadi. Sejak kebijakan itu diumumkan, sejumlah pengguna WhatsApp dilaporkan mulai beralih ke aplikasi lain, seperti Telegram atau Signal.

Alasannya yaitu untuk menghindari paksaan WhatsApp agar menyetujui kebijakan privasi terbarunya. Tak ingin kehilangan penggunanya, aplikasi chat milik Facebook itu melakukan berbagai cara untuk menjawab keresahan yang beredar di kalangan pengguna WhatsApp.


Dalam catatan KompasTekno, dalam sebulan terakhir terlihat sangat sibuk, ada empat hal yang dilakukan WhatsApp guna meyakinkan penggunanya dan menjamin bahwa data mereka tetap aman.

Baca Juga: Perlu diwaspadai, 164 aplikasi di HP Android ini bisa bombardir iklan

1. Sebar dua klarifikasi

WhatsApp tercatat dua kali menyebarkan informasi yang berisi klarifikasi soal kebijakan privasi barunya pada awal Januari lalu. Klarifikasi pertama yang dirilis 9 Januari 2021, WhatsApp menjelaskan bahwa pihaknya sebenarnya telah membagikan data terbatas dengan Facebook di ranah backend sejak 2016.

Dalam kebijakan terbaru yang diumumkan awal 2021 ini, tidak ada perubahan tentang berbagi infrastruktur backend ini. WhatsApp menegaskan bahwa update awal 2021 ini menekankan pada perpesanan WhatsApp Business, yang kini dapat menggunakan infrastruktur hosting Facebook untuk percakapan WhatsApp-nya.

Artinya, percakapan yang terjadi pada akun bisnis tersebut akan disimpan di server Facebook. Meski demikian, pengguna masih diberikan kebebasan untuk memilih, apakah mereka ingin berinteraksi dengan akun bisnis tersebut atau tidak.

Klarifikasi kedua yang dirilis pada 12 Januari 2021, WhatsApp secara langsung menepis rumor dan kekhawatiran yang berbedar di antara pengguna, khususnya soal keamanan data. Ada lima poin yang dijelaskan WhatsApp yang dipaparkan di klarifikasi kedua tersebut.

Pernyataan WhatsApp ini disebar ke media serta diunggah ke Twitter melalui akun @WhatsApp. "Kami ingin mengklarifikasi beberapa rumor dan menjelaskan bahwa kami 100 persen akan terus melindungi pesan pribadi Anda dengan enkripsi ujung ke ujung," tulis WhatsApp di akun Twitter-nya.

Dalam twit tersebut, WhatsApp melampirkan foto yang berisi sejumlah pernyataan, sebagai berikut:

  • WhatsApp tidak dapat melihat pesan pribadi mendengar percakapan telepon pengguna, begitu juga dengan Facebook
  • WhatsApp tidak mencatat dan menyimpan pesan ataupun panggilan yang pengguna lakukan
  • WhatsApp tidak dapat melihat lokasi yang pengguna bagikan, begitupun Facebook
  • WhatsApp tidak membagi kontak pengguna dengan Facebook
  • WhatsApp grup tetap bersifat pribadi
Baca Juga: Heboh WhatsApp kirim 4 pesan di status pengguna, begini isinya

2. Pasang iklan di koran

Anak perusahaan Facebook itu mencoba meyakinkan penggunanya dengan memasang iklan di beberapa media cetak. Isi iklannya senada dengan klarifikasi yang diberikan ke media dan diunggah di media sosial Twitter.

Kali ini, WhatsApp menghabiskan sekitar Rp 1,9 miliar untuk memasang iklan di setidaknya sepuluh media cetak berbahasa Inggris dan Hindi. "WhatsApp menghormati dan melindungi privasimu," begitu tulisan iklan WhatsApp yang terpampang di salah satu koran India dengan warna hijau khas WhatsApp dan warna hitam.

Iklan tersebut juga menuliskan bahwa "menghormati privasi Anda tertanam di DNA kami". WhatsApp juga kembali menegaskan bahwa perubahan kebijakan tidak memengaruhi privasi pesan pengguna.

Dalam beberapa kesempatan, WhatsApp terus berujar bahwa pesan di akun personal, baik antar-individu maupun grup WhatsApp, dilindungi enkripsi dari ujung ke ujung. Perubahan privasi hanya berdampak pada interaksi yang terjadi di WhatsApp Bisnis.

Kampanye semacam ini juga pernah dilakukan WhatsApp beberapa tahun lalu saat anak perusahaan Facebook itu dituding gagal mengatasi misinformasi dan hoaks yang bertebaran di platformnya.

Baca Juga: Tips memindahkan obrolan WhatsApp ke Telegram

Editor: Wahyu T.Rahmawati