Xi Jinping Beri Peringatan kepada Trump: Soal Perang Dagang, AS akan Kalah dari China



KONTAN.CO.ID - Presiden Tiongkok Xi Jinping menelepon Presiden terpilih Trump untuk memberi selamat atas kemenangannya dalam pemilihan umum.

Selain itu, Xi juga memperingatkan bahwa AS akan mendapat keuntungan dari kerja sama dengan China dan bakal kalah jika berkonfrontasi dengan Tiongkok terkait perang dagang.

Mengutip Fox News, pesan tersebut muncul saat Partai Komunis Tiongkok (PKT) harus bersiap menghadapi ketegangan yang lebih dalam karena Trump telah berjanji untuk menghidupkan kembali perang dagang seperti yang pernah terjadi pada masa jabatan presiden sebelumnya dengan tarif menyeluruh.


"Xi Jinping mencatat bahwa sejarah memberi tahu kita bahwa kedua negara akan memperoleh keuntungan dari kerja sama dan kalah dari konfrontasi. Hubungan Tiongkok-AS dengan pembangunan yang stabil, sehat, dan berkelanjutan akan melayani kepentingan bersama kedua negara," kata Kementerian Luar Negeri Tiongkok dalam pernyataan tertulis mengenai percakapan tersebut.

Dijelaskan pula, "Diharapkan kedua belah pihak akan, berdasarkan prinsip saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan kerja sama yang saling menguntungkan, meningkatkan dialog dan komunikasi, mengelola perbedaan dengan baik, memperluas kerja sama yang saling menguntungkan, dan menemukan cara yang tepat bagi Tiongkok dan Amerika Serikat untuk hidup berdampingan satu sama lain di era baru demi keuntungan kedua negara dan dunia."

Baca Juga: Begini Prediksi Melania Trump tentang Masa Depan AS di Bawah Pemerintahan Suaminya

Minggu ini, Partai Republik menguasai Senat dan memiliki prospek yang baik dalam perebutan kekuasaan yang belum diputuskan di DPR. Dengan penguasaan di Kongres dan kursi kepresidenan, tidak banyak yang akan menghalangi Trump untuk menerapkan sanksi yang berat.

Hubungan memburuk beberapa tahun terakhir

Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan AS-Tiongkok memburuk tidak hanya dalam hal perdagangan — Tiongkok telah mengancam sekutu AS seperti Filipina, Jepang, dan Taiwan di Laut Cina Selatan. 

China dituduh mengirim warga negara Tiongkok untuk memata-matai pangkalan militer AS dan mengirim apa yang diyakini sebagai balon pengintai di seluruh AS.

Trump menaikkan bea masuk setidaknya 10% selama masa jabatan pertamanya atas barang-barang senilai lebih dari US$ 300 miliar. Biden tidak mencabut tarif tersebut.

Itu merupakan tambahan atas kontrol ekspor pada berbagai barang yang dimulai di bawah Trump dan berlanjut di bawah Biden.

Baca Juga: Pemilu AS 2024: Ini Rencana Kebijakan Harris dan Trump Terkait Isu-Isu Utama

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie