KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Sebuah gerakan yang menyerukan orang-orang Melayu untuk memboikot produk-produk non-Muslim semakin menggema di Malaysia. Melansir South China Morning Post, kampanye berita palsu dan retorika politik terus memicu ketegangan rasial dan agama, sehingga mendorong seorang anggota keluarga kerajaan negara bagian Perak untuk menggambarkan situasi itu sebagai "detak jantung" bom waktu". Pesan berantai agar mayoritas Muslim Melayu di negara itu memboikot barang yang diproduksi oleh non-Muslim, bahkan yang halal, telah secara aktif dibagikan di Facebook dan grup obrolan WhatsApp. Nama-nama minimarket yang dianggap dimiliki oleh pihak non-Muslim juga terdaftar sebagai tempat yang harus dihindari. Baca Juga: Sebanyak 11 perusahaan Indonesia masuk daftar 200 perusahaan terbaik di Asia Pasifik
Gerakan boikot produk non-Muslim di Malaysia bisa jadi bom waktu
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Sebuah gerakan yang menyerukan orang-orang Melayu untuk memboikot produk-produk non-Muslim semakin menggema di Malaysia. Melansir South China Morning Post, kampanye berita palsu dan retorika politik terus memicu ketegangan rasial dan agama, sehingga mendorong seorang anggota keluarga kerajaan negara bagian Perak untuk menggambarkan situasi itu sebagai "detak jantung" bom waktu". Pesan berantai agar mayoritas Muslim Melayu di negara itu memboikot barang yang diproduksi oleh non-Muslim, bahkan yang halal, telah secara aktif dibagikan di Facebook dan grup obrolan WhatsApp. Nama-nama minimarket yang dianggap dimiliki oleh pihak non-Muslim juga terdaftar sebagai tempat yang harus dihindari. Baca Juga: Sebanyak 11 perusahaan Indonesia masuk daftar 200 perusahaan terbaik di Asia Pasifik