KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede menilai postur penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 menuntut upaya ekstra, seiring dengan target pendapatan yang dipatok Rp 3.153,6 triliun. Target pendapatan tersebut dinilai agresif karena sangat bertumpu pada akselerasi penerimaan pajak. Berdasarkan catatan Permata Institute for Economic Research (PIER), kenaikan penerimaan negara dalam APBN 2026 terutama diharapkan berasal dari pajak, khususnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh), melalui upaya optimalisasi pemungutan.
Penerimaan Negara 2026 Bertumpu pada Pajak, Perluasan Basis Pajak Mendesak Dilakukan
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede menilai postur penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 menuntut upaya ekstra, seiring dengan target pendapatan yang dipatok Rp 3.153,6 triliun. Target pendapatan tersebut dinilai agresif karena sangat bertumpu pada akselerasi penerimaan pajak. Berdasarkan catatan Permata Institute for Economic Research (PIER), kenaikan penerimaan negara dalam APBN 2026 terutama diharapkan berasal dari pajak, khususnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh), melalui upaya optimalisasi pemungutan.