Potensi Besar, Industri Kripto Indonesia Diyakini Bakal Kembali Menggeliat



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bangkrutnya berbagai platform aset kripto di luar negeri semakin memberikan tanda tanya besar terhadap masa depan aset kripto. Apalagi saat ini harga aset kripto juga tengah berguguran dan sulit untuk kembali merangkak naik.

Kendati begitu, Ketua Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) Teguh K Harmanda mengungkapkan, industri aset kripto Indonesia justru masih punya potensi yang menjanjikan walaupun saat ini market tengah berada dalam tren bearish sekalipun. 

Tapi, pria yang akrab disapa Manda ini tak menampik kondisi saat ini telah menekan volume trading aset kripto di Indonesia. Ia menyebut, setidaknya hingga akhir Mei 2022, volume transaksi secara keseluruhan mencapai Rp 196 triliun. Padahal, sepanjang 2021, volume trading kripto di Indonesia mencapai Rp 860-an triliun.


“Memang secara volume transaksi para pedagang kripto mengalami penurunan jika dibandingkan tahun lalu,” katanya pada forum diskusi Indonesia Crypto Consumer Association (ICCA) Blockchain Edufest 2022, Kamis (7/7).

Baca Juga: Aset Kripto Tengah Tertekan, Butuh Waktu untuk Bangkit

Walau begitu, dia menyebut turunnya volume trading merupakan hal yang wajar karena kondisi pasar yang memang kurang bergairah untuk melakukan transaksi. Di satu sisi, minat terhadap industri kripto sejauh ini masih tetap baik seiring dengan tetap tumbuhnya jumlah investor kripto di Indonesia.

Merujuk data Bappebti, per bulan Mei, jumlah investor kripto mencapai 14, juta. Naik dari posisi akhir tahun lalu yang masih sebesar juta.

Lebih lanjut, Manda juga optimistis industri kripto Indonesia masih punya potensi yang menarik ke depannya. Menurutnya, kondisi pasar yang sedang bearish ini tidak akan membuat investor ketakutan. Apalagi, secara siklus, turunnya harga aset kripto setelah mencapai level all time high memang merupakan hal yang wajar.

“Salah satu riset menyebutkan Indonesia pada 2024-2025 berpotensi punya investor kripto sekitar 11% dari jumlah penduduk. Artinya, bisa mencapai hampir 29 juta alias masih bisa naik dua kali lipat dari jumlah yang ada saat ini,” imbuh Manda.

Baca Juga: Mendorong Sentimen Positif untuk Investasi Kripto, Zipmex Gratiskan Biaya Trading

Namun, Manda menyebut industri kripto Indonesia masih punya pekerjaan rumah yang besar, salah satunya adalah soal edukasi dan perluasan pasar.

Menurutnya, dengan pangsa pasar Indonesia yang luas, tambahan pedagang kripto yang baru bisa menjadi angin segar. Pasalnya, hal tersebut bisa memperluas pasar yang ada saat ini. 

Editor: Noverius Laoli