KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (
SRTG) mencatatkan kinerja kurang memuaskan hingga kuartal III 2023. Perseroan mencetak rugi bersih Rp 10,6 triliun, berbalik dari keuntungan Rp 7,14 triliun di kuartal III 2022. Presiden Direktur SRTG Michael William P. Soeryadjaya mengatakan, perekonomian global yang dinamis telah berdampak ke berbagai sektor bisnis di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Apalagi harga energi dan komoditas terus berfluktuasi dengan tingkat inflasi dan suku bunga secara global yang tetap tinggi.
Namun sebutnya, di tengah gejolak pasar perseroan mencatatkan arus kas dari dividen sebesar Rp 2,9 triliun di kuartal III, naik 35% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Net Asset Value (NAV) Saratoga pada kuartal III-2023 ini mencapai Rp 49,8 triliun.
Baca Juga: Menunggu Racikan Investasi Saratoga Investama (SRTG) Untuk menghadapi gejolak saat ini, SRTG menjalankan strategi investasinya secara lebih berhati-hati, disiplin dan mengedepankan pengelolaan arus kas yang kuat. Pihaknya tetap berfokus pada peningkatan
value dari perusahaan-perusahaan portofolio yang sudah dimiliki.
"Kami meyakini lini-lini bisnis baru yang dibangun akan terus memperkuat fundamental investasi Saratoga melalui perusahaan portofolio," kata Michael melalui keterangan resmi, Selasa (31/10).
Salah satu investasi strategis yang didukung oleh Saratoga adalah penguatan bisnis PT Merdeka Battery Materials Tbk (
MBMA), salah satu anak usaha MDKA yang berfokus pada rantai pasok baterai kendaraan listrik. Guna memperkuat posisinya dalam rantai pasok baterai, MBMA telah menandatangani perjanjian dengan GEM Co, Ltd (GEM) untuk membangun pabrik pengolahan
High-Pressure Acid Leach (HPAL) dengan kapasitas produksi sebesar 30.000 ton nikel dalam
Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) per tahun.
Baca Juga: Saratoga Investama (SRTG) Buyback Rp 150 Miliar, Simak Rekomendasi Sahamnya Pabrik HPAL akan dibangun di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dan dioperasikan di bawah PT ESG New Energy Material, joint venture antara MDKA dan GEM dengan target operasi pada akhir tahun 2024 untuk tahap 1 dan pertengahan tahun 2025 untuk tahap 2.
Editor: Noverius Laoli