SKK Migas memproyeksi lifting migas tahun ini tidak mencapai target yang ditetapkan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memproyeksikan lifting migas tahun ini berpotensi tak mencapai target yang ditetapkan.

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengungkapkan entry point yang rendah di awal tahun ini akibat rendahnya produksi jelang akhir tahun 2020, membuat target sulit terkejar. "Kita coba untuk fill the gap, agak berat. Outlook (akhir tahun) total migas sekitar 97%-98%," ungkap Julius kepada Kontan.co.id, Senin (12/7).

Julius melanjutkan, dengan sisa waktu sekitar 6 bulan maka pihaknya bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tetap berupaya mengejar target lifting untuk tahun ini.


Asal tahu saja, untuk tahun ini lifting migas dalam APBN 2021 ditargetkan sebesar 1.711,78 MBOEPD. Estimasi tidak tercapainya lifting migas sebelumnya juga pernah diutarakan oleh Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto.

Baca Juga: Target Produksi 1 Juta Barel Minyak Bakal Sulit Tercapai

Dwi Soetjipto mengungkapkan lifting migas di tahun ini diprediksi bakal mencapai 1.669 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD) atau lebih rendah dari target yang ditetapkan dalam APBN 2021 sebesar 1.711,78 MBOEPD.

Dwi menjelaskan merujuk raihan di kuartal I 2021 masih terjadi tekanan pada produksi migas di sisi lain juga terjadinya unplanned shutdown serta mundurnya eksekusi pemboran. "Juga mundurnya (jadwal) onstream beberapa lapangan sehingga total berkurang 25 ribu barel per hari (bph) dan gas 99 MMSCFD dari target yang telah kita canangkan," ungkap Dwi.

Merujuk laman resmi SKK Migas, hingga 31 Mei 2021 produksi minyak bumi mencapai 670,1 million barel oil per day (mbopd), produksi gas bumi sebesar 6.667 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD). Adapun, total produksi migas mencapai 1.841 MBOEPD.

Julius mengungkapkan sejumlah upaya demi mengejar target produksi tahun ini yakni dengan menambah jumlah pengeboran sumur pengembangan dan melakukan percepatan. "Juga berusaha percepat first gas dan oil dari proyek-proyek yang ada. Optimasi planned shutdown atau maintenance," kata Julius.

Editor: Handoyo .