Strategi Garuda Indonesia (GIAA) tetap bertahan setelah dilarang angkut penumpang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dengan adanya larangan mudik, maskapai dilarang melakukan penerbangan penumpang secara domestik. Hal tersebut juga dilakukan Garuda Indonesia (GIAA) yang saat ini sudah tidak lagi melakukan penerbangan penumpang komersial domestik, tapi maskapai masih dibolehkan mengangkut penerbangan internasional dan logistik.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, menjelaskan, Garuda Indonesia telah mengoperasikan 26 unit pesawat untuk mengangkut kargo baik rute di dalam maupun luar negeri di tengah kondisi pandemi Covid-19.

GIAA juga tidak memiliki penerbangan khusus kargo. Perseroan langsung mengubah rute penerbangan reguler ke kargo, karena terjadi penurunan jumlah penumpang secara drastis usai adanya larangan mudik.


Baca Juga: Arus kas terpukul dampak corona, Garuda Indonesia (GIAA) renegosiasi sewa pesawat

"Hari ini total ada 26 unit pesawat khusus kargo dalam maupun luar negeri. Kita terbangkan domestik hari ini," kata Irfan dalam rapat virtual bersama Komisi VI DPR, Rabu (29/4).

Irfan mengatakan, pihaknya juga berhasil mendapatkan persetujuan untuk membawa kargo logistik dengan pesawat penumpang. Aturannya, tiap 3 bangku pesawat bisa ditaruh beban sebanyak 210 kg.

"Kami berhasil mendapatkan persetujuan yang dimanfaatkan maskapai seluruh Indonesia untuk memperbolehkan kargo diletakkan di atas kursi penumpang pesawat. Jadi ada asumsi dasar di tiap 3 kursi bisa ditaruh beban sebesar 210 kg, satu kursinya asumsi diisi orang berat badan 70 kg," kata Irfan.

Irfan menuturkan, relaksasi yang diberikan oleh Kementerian Perhubungan terkait dengan konversi pesawat penumpang menjadi kargo bisa menghidupkan kinerja maskapai. Apalagi diprediksi penurunan penumpang akan terus terjadi hingga Idul fitri.

Baca Juga: Selain pinjaman multilateral, pemerintah akan memaksimalkan SBN untuk tangani corona

Irfan juga menegaskan, pihaknya tetap menerbangi rute internasional. Mulai dari Amsterdam, Jepang, Korea, hingga Australia masih diterbangi Garuda.

"Kita terus terbang ke rute yang kita sudah komit seperti Amsterdam, Jepang, Korea, Australia. Secara dinamis kita monitor waktu ke waktu frekuensinya dan waktunya setiap seminggu sekali," papar Irfan.

Editor: Noverius Laoli