KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia sedang menjaring investasi asing untuk membangun pabrik baterai kendaraan listrik. Sejumlah kerjasama tengah dijajaki oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang nantinya akan tergabung dalam holding baterai Indonesia. Kesepakatan awal sudah diteken antara PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dengan konsorsium CATL, perusahaan baterai terkemuka asal China. Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) Septian Hario Seto mengungkapkan, dalam kerjasama tersebut pihak Indonesia mengajukan syarat agar 60% dari nikel yang akan dipasok dapat diproses menjadi baterai di Indonesia. Kata dia, pihak CATL pun merespons syarat tersebut dan berkomitmen untuk mengolah 60% nikel yang dipasok Antam di dalam negeri. Negosiasi tahap lanjut pun terus dijalankan oleh Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin bersama Antam.
Syarat pabrik baterai mobil listrik, 60% nikel harus diolah di Indonesia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia sedang menjaring investasi asing untuk membangun pabrik baterai kendaraan listrik. Sejumlah kerjasama tengah dijajaki oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang nantinya akan tergabung dalam holding baterai Indonesia. Kesepakatan awal sudah diteken antara PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dengan konsorsium CATL, perusahaan baterai terkemuka asal China. Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) Septian Hario Seto mengungkapkan, dalam kerjasama tersebut pihak Indonesia mengajukan syarat agar 60% dari nikel yang akan dipasok dapat diproses menjadi baterai di Indonesia. Kata dia, pihak CATL pun merespons syarat tersebut dan berkomitmen untuk mengolah 60% nikel yang dipasok Antam di dalam negeri. Negosiasi tahap lanjut pun terus dijalankan oleh Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin bersama Antam.